Selasa, April 22, 2008

Todays is our mother earth’s day




"We learned a lot about the Moon, but what we really learned was about the Earth. The fact that just from the distance of the Moon, you can put your thumb up, and you can hide the Earth behind your thumb. Everything that you have ever known, your loved ones, your business, the problems of the Earth itself, all behind your thumb. And how insignificant we really all are. But then how fortunate we are to have this body, and to be able to enjoy living here amongst the beauty of the Earth itself"

- Jim Lovell, astronaut



Tidak terasa hari ini, ibu kita bersama, yaitu bumi merayakan hari jadinya yang ke 4,6 miliar tahun lebih, setelah beliau terbentuk dari debu dan elemen-elemen angkasa. Selama itu pula beliau tumbuh dan menjadi tempat yang sedemikian rupa sehingga kehidupan bisa tercipta di atasnya. Beliau meyempurnakan diri, berdandan layaknya ibu-ibu lain, dan terus berusaha menyediakan pelayanan yang terbaik guna menghidupi anak-anaknya, yaitu kita, manusia. Beliau seakan memberikan setiap jengkal dari tubuhnya, untuk kita nikmati, hanya untuk kelangsungan hidup kita, hanya untuk memastikan bahwa kita terus eksis untuk menemaninya.

Tapi apa yang kita perbuat? Kita tidak pernah menghargai setiap pemberian tulus dari sang ibu bumi. Seakan tidak pernah puas, kita selalu meminta, dan terus meminta. Kita terus mengambil, tanpa pernah memberikan kesempatan bagi ibu bumi untuk mengistirahatkan diri. Ekploitasi! Itulah kata yang tepat dari apa yang sedang beliau alami sekarang ini. Kita tahu persis apa yang sebenarnya sedang ibu bumi rasakan sekarang. Tapi kebanyakan dari kita seakan menutup mata. Seakan berusaha berpaling dari dia, meskipun kita tahu bahwa hanya dia lah satu-satunya yang kita punya. Kita memang mempunyai mimpi, tetapi tidak selamanya mimpi itu bisa terpenuhi..

Kini, beliau sudah lama sakit. Sering kali beliau memperlihatkannya kepada kita melalui berbagai macam pertanda seperti halnya fluktuasi cuaca dan gempa. Seandainya beliau bisa berkata, mungkin banyak yang ingin beliau katakan kepada kita. Tetapi seperti ibunda yang lainnya, perkataannya bukanlah merupakan keluhan dari keadaan dirinya, melainkan ungkapan rasa cinta untuk kita.

Mungkin sekaranglah waktunya bagi kita untuk lebih mengerti tentang beliau. Tidak pernah ada kata terlambat untuk melakukan perubahan selama perubahan itu membawa kita menuju ke keadaan yang lebih baik. Tidak perlu menunggu orang lain untuk berbuat terlebih dahulu, mulailah dari kita. Dari hal-hal yang biasa. Seperti mengganti sumpit dengan sendok biasa ketika kita sedang makan siang di Hoka-Hoka Bento, ataupun berhenti menggunakan tusuk gigi sehabis makan di warung tegalnya bu Tati. Masih banyak yang bisa kita lakukan selain dua hal tersebut yang tentu saja sangan berarti bagi bumi kita ini.

Mimpi untuk melestarikan ibu bumi kita, adalah mimpi yang dimiliki oleh kita yang sadar akan keberadaan kita selanjutnya. Sebuah mimpi yang universal. Sebuah mimpi yang sepertinya jauh lebih realistis ketimbang bermimpi untuk ‘diadopsi’ oleh ibu yang lainnya. Kita semua berharap agar mimpi-mimpi itu bisa terwujud, meskipun kita tahu sedikit dari kita yang akan merasakan manfaat dari perubahannya. Karena sesungguhnya perubahan itu bukan semata-mata hanya untuk kita, tetapi untuk anak cucu kita dan kelangsungan hidup umat manusia nantinya..

Thank’s mother earth..

for the place..

for the source..

for the all beautiful things that u’ve gave to us..

thank’s..

-sandie-


Tidak ada komentar: